Identitas Buku
- Judul Buku : Sunshine Becomes You
- Penulis : Ilana Tan- Judul Buku : Sunshine Becomes You
- Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
- Tahun Terbit : Cetakan ketujuh, Maret 2013
- Tebal Buku : 432 halaman
Ikhtisar isi buku (synopsis)
Hangat Cahaya Matahari yang Menembus Hati
Buku
ini mengisahkan tentang kisah yang terjadi di bawah langit kota New York.
Tentang harapan yang muncul di tengah keputusasaan. Tentang impian yang
bertahan di antara keraguan. Dan tentang cinta yang memberikan alasan untuk
bertahan hidup.
Berawal
dari sebuah kecelakaan kecil yang menyebabkan kehidupan keduanya berubah. Alex
Hirano, seorang pianis terkenal dengan kehidupan monotonnya yang kemudian
berubah seratus depan puluh derajat dikarenakan kehadian seorang Mia Clark.
Alex yang awalnya lebih memilih menjauh dari Mia Clark—gadis yang ia anggap
sebagai malaikat kegelapan yang membuatnya cacat—entah mengapa kini terpesona
karna gadis itu. Alex bertanya-tanya bagaimana bisa seorang malaikat kegelapan mempunyai
tawa yang sungguh mempesona. Tawa yang secerah matahari.
Mia
Clark, seorang penari kontemporer yang mengajar tari di sebuah sanggar kecil.
Berniat mengakhiri hidupnya dengan menjatuhkan dirinya dari tangga, membuat Mia
kini berurusan dengan seorang Alex Hirano yang mempunyai mata hitam gelap
dengan tatapannya yang tajam dan dingin. Menjadi pelayan Alex Hirano karna rasa
bersalah akan cedera yang dialami Alex membuat Mia harus sungguh sabar dalam
mengendalikan diri. Gemetar ketakutan akan tatapan Alex membuat Mia ingin agar bumi menelannya saat itu
juga—meski hal itu musnah saat melihat Alex Hirano tersenyum. Selain itu Mia juga harus pintar-pintar
membagi waktu akan kegiatannya yang mengajar di Small Steps Big Steps Dance
Studio dengan menjadi seorang pelayan Alex Hirano. Membersihkan apartement,
membuatkan makanan, serta kegiatan lain yang memang seperti pelayan pada
umumnya. Meski awalnya Alex menolak dengan tegas bahwa Mia tak boleh menjadi
pelayannya, tetapi Mia terus berusaha hingga pria itu memperbolehkannya meski
bukan sebagai pelayan tetapi sebagi pesuruhnya, begitu kata Alex.
Hari-hari
berlalu. Semakin hari, sikap dingin Alex mulai mencair. Walaupun sikap Alex
telah membaik, tetapi bukan berarti Alex berubah menjadi pangeran berkuda
putih. Kali ini, Alex mengajak Mia untuk ke Juilliard, sebuah institut seni
yang terkenal. Dari sana Alex kemudian mengetahui bahwa Mia adalah salah
seorang lulusan terbaik Juilliard, sama seperti dirinya. Disana Alex juga
melihat Mia menari dengan sempurna di hadapan para murid. Terlihat jelas sekali
bahwa Mia menari dengan seluruh jiwa dan raganya yang membuat Alex semakin
yakin bahwa Mia memang penari yang sangat berbakat. Namun Alex juga
bertanya-tanya. Seorang penari sehebat Mia harusnya bergabung dengan kelompok
tari terkenal dan membuat pertunjukan-pertunjukan di seluruh dunia. Lalu kenapa
Mia Clark memilih mengajar di sebuah sanggar tari kecil yang tidak terkenal?
Kali
ini, Alex mengajak Mia untuk menemaninya ke pesta yang diadakan oleh Dee Black,
seorang penari terkenal. Dari sana Alex tahu bahwa dulu Mia pernah bergabung
dengan kelompok tari dari Dee Black hingga memutuskan berhenti dengan alasan
tertentu. Dari pesta itu, kini Alex tahu sebuah fakta yang sungguh mengejutkan
tentang penyakit jantung yang diderita Mia. Awalnya Alex memang curiga dengan
obat yang ditemukan oleh Karl—asistennya—di dapurnya. Karl berkata bahwa obat
itu merupakan obat jantung, tetapi setelah menanyakan pada Mia obat apa itu,
gadis itu mengatakan bahwa obat itu hanya vitamin biasa yang dokter anjurkan
untuk diminumnya. Sungguh, Alex perasaan Alex sangat kacau ketika melihat Mia
yang mengerang kesakitan di bangku taman. Rasa dingin yang menjalari tubuh Alex
saat itu sama sekali tak ada hubunganya dengan udara dingin dan itu bukan sesuatu
yang pernah dirasakan Alex atau ingin Alex rasakan lagi. Ketakutan, kecemasan
dan kepanikan yang bercampur satu dalam benak Alex membuat Alex tidak tahu apa
yang harus dilakukan ketika melihat Mia yang menangis, merintih kesakitan
sambil memegangi dadanya saat itu.
Setelah
mengetahui fakta itu, sikap Alex semakin baik lagi kepada Mia. Perhatian
terhadap Mia kini Alex tunjukkan secara terang-terangan. Memberikan hadia Natal
berupa boneka beruang besar pada hari Natal, menanyakan kabar serta panggilan
telepon yang selalu rutin Alex lakukan selama libur Natal—karna Mia berlibur
bersama keluaganya. Dan kini, Alex mengetahui perasaan yang ia rasakan kepada
Mia. Perasaan cinta yang entah dari kapan bersemi di dalam hatiya.
Libur
Natal telah lewat. Mia kini kembali pada aktivitasnya semula. Mengajar di Small
Steps Big Steps Dance Studio serta masih tetap pergi mengunjungi apartemen Alex
meskipun cedera tangan yang dialami pria itu telah berlalu. Mia kini juga
disibukkan dengan latihan bersama Dee setelah mendapatkan tawaran untuk kembali
menari di atas panggung sebagai tamu di konser yang akan diadakan Dee sebelum
melanjutkan turnya di negara lain. Alex pun juga disibukkan dengan persiapan
konsernya yang sebelumnya tertunda.
Hari
berlalu dan kini kondisi jantung Mia memburuk dengan cepat. Latihan menari yang
dilakukannya membuatnya cukup lelah sehingga serangan jantung itu terkadang
muncul walau hanya beberapa saat. Dengan kondisi Mia yang semakin lemah membuat
Alex meminta Mia untuk tinggal di apartemennya dengan menggunakan salah satu
lembar kertas biru—voucher atau kertas permintaan yang Mia berikan pada
Alex sebagai hadiah Natal, berjumlah tiga lembar. Mia harus mengabulkan
permintaan Alex selama itu masih di batas kewajaran dan tidak melanggar
hukum—karna Lex tahu bahwa Mia tidak akan mengabulaknnya jika Alex hanya
meminta dengan biasa saja.
Padatnya
aktivitas yang Mia lakukan membuat Mia kian lemah dari sebelumnya. Salah satu
puncaknya adalah tepat saat setelah Mia melaksanakan geladi bersih bersama
kelompok tari Dee. Mia jatuh pingsan dan tak sadarkan diri selama satu hari.
Alex menjadi susah tidur karna memikirkan keadaan Mia. Hingga saat menjelang
pagi ia baru bisa bisa terlelap dan terbangun saat dering ponselnya yang
mengabarkan Mia telah sadar.
Kini
Alex mengajak Mia untuk ke ruang bermain anak yang ada di Rumah Sakit tersebut.
Di sana, Alex memainkan sebuah lagu—sesuai dengan permintaan Mia--yang
dibuatnya khusus untuk Mia, Sunshine Becomes You—yang sebelumnya diberi nama
Thinking of Clark. Setelah menyelesaikan permainan pianonya, Alex menghampiri
Mia dan menyodorkan salah satu vouchernya kepada Mia. Alex mengungkapkan
apa permintaannya yang disetujui oleh Mia. Alex juga mengungkapkan perasaannya
dan berharap agar Mia mau berjuang untuk hidup bagi dirinya, diri Mia sendiri
dan juga orang tua Mia.
Hari
ini tepat saat konser pertunjukan Dee dilaksanakan. Awalnya Alex telah membujuk
Mia untuk tidak mengikuti pertunjukan itu tetapi Mia tetap bersikeras untuk
mengikuti pertunjukan itu. Hingga setelah pertunjukan, Mia kembali medapat
serangan jantung dan jatuh pingsan. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi jantung
Mia sudah sangat buruk.
Mia
sadar setelah beberapa hari koma di Rumah Sakit. Sadarnya Mia tak lantas
membuat Alex bernapas lega. Mia tak mau Alex temui selama lima belas hari
lamanya. Hal itu tentu saja membuat Alex uring-uringan. Alex pun terpaksa
meminta bantuan kepada Mr. Clark—ayah Mia—untuk memberikan vouchernya
yang masih tersisa kepada Mia berharap Mia mau mengabulkan permintaannya untuk
bertemu dengan dirinya. Hal itu tak sia-sia Alex lakukan. Mia ternyata mau
menemui Alex meskipun hal itu baru terlaksana dua hari kemudian.
Saat
masuk ke ruang rawat Mia, Alex mendapati Mia yang bersandar pada tumpukan
bantal dengan tubuh ringkihnya. Mia semakin kurus. Rahangnya terlihat kian
tirus. Dan ia tampak sangat rapuh. Hal
itu kian membuat dada Alex sesak.
Dua
minggu kemudian mereka mendapat kabar bahwa jantung yang sesuai untuk Mia sudah
tersedia. Mia menjalani operasi tersebut dan Dr. Schultz—dokter yang menangani
Mia—mengatakan bahwa operasi yang dijalani Mia berjalan baik. Namun sepertinya
semua orang terlalu cepat merasa lega, termasuk Alex. Tiga hari kemudian mereka
mendapat kabar bahwa tubuh Mia menolak jantung barunya. Para dokter dengan sangat
menyesal berkata bahwa tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan. Dan Mia tidak
pernah sadarkan diri lagi.
Selang
beberapa waktu setelah kematian Mia, Alex melakukan janji temu dengan Mr.
Clark, Ayah Mia. Mr. Clark memberikannya sebuh camcorder yang merupakan
milik Mia. Saat memutar camcorder di apartemennya, Alex mendapati gambar
Mia dengan tubuh ringkihnya. Lewat camcorder itu akhirnya Alex tahu
bahwa Mia juga mencintainya.
Kehidupan
Alex terus berjalan sepeninggal Mia. Alex melaksanakan konsernya yang sempat
tertunda. Konser yang khusus Alex persembahkan untuk Mia.
Secara
fisik, buku ini memiliki banyak kelebihan. Dikemas dalam bentuk cetak yang
simpel dan tak berlebihan, membuat buku ini mudah untuk dibawa kemanapun.
Kata-kata yang digunakan penulis juga sangat mudah dimengerti. Buku ini
memiliki daya tarik tersendiri dengan pesan-pesan tersirat yang disampaikan.
Terlepas dari kelebihannya, sulit sekali menemukan kekurangan dari buku ini.
Tetapi, kekurangan itu pasti ada. Entah darimana sudut pandang yang orang itu
gunakan.
Dalam
buku ini, Ilana Tan berhasil mempermainkan emosi para pembacanya dengan tulisan
yang ada.