Pages

Sabtu, 09 Mei 2015

[Resensi Buku] Sunshine Becomes You - Ilana Tan

 

Identitas Buku
 - Judul Buku : Sunshine Becomes You
- Penulis : Ilana Tan
- Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
- Tahun Terbit : Cetakan ketujuh, Maret 2013
- Tebal Buku : 432 halaman



Ikhtisar isi buku (synopsis)

Hangat Cahaya Matahari yang Menembus Hati

Buku ini mengisahkan tentang kisah yang terjadi di bawah langit kota New York. Tentang harapan yang muncul di tengah keputusasaan. Tentang impian yang bertahan di antara keraguan. Dan tentang cinta yang memberikan alasan untuk bertahan hidup.

Berawal dari sebuah kecelakaan kecil yang menyebabkan kehidupan keduanya berubah. Alex Hirano, seorang pianis terkenal dengan kehidupan monotonnya yang kemudian berubah seratus depan puluh derajat dikarenakan kehadian seorang Mia Clark. Alex yang awalnya lebih memilih menjauh dari Mia Clark—gadis yang ia anggap sebagai malaikat kegelapan yang membuatnya cacat—entah mengapa kini terpesona karna gadis itu. Alex bertanya-tanya bagaimana bisa seorang malaikat kegelapan mempunyai tawa yang sungguh mempesona. Tawa yang secerah matahari.

Mia Clark, seorang penari kontemporer yang mengajar tari di sebuah sanggar kecil. Berniat mengakhiri hidupnya dengan menjatuhkan dirinya dari tangga, membuat Mia kini berurusan dengan seorang Alex Hirano yang mempunyai mata hitam gelap dengan tatapannya yang tajam dan dingin. Menjadi pelayan Alex Hirano karna rasa bersalah akan cedera yang dialami Alex membuat Mia harus sungguh sabar dalam mengendalikan diri. Gemetar ketakutan akan tatapan Alex membuat  Mia ingin agar bumi menelannya saat itu juga—meski hal itu musnah saat melihat Alex Hirano tersenyum.  Selain itu Mia juga harus pintar-pintar membagi waktu akan kegiatannya yang mengajar di Small Steps Big Steps Dance Studio dengan menjadi seorang pelayan Alex Hirano. Membersihkan apartement, membuatkan makanan, serta kegiatan lain yang memang seperti pelayan pada umumnya. Meski awalnya Alex menolak dengan tegas bahwa Mia tak boleh menjadi pelayannya, tetapi Mia terus berusaha hingga pria itu memperbolehkannya meski bukan sebagai pelayan tetapi sebagi pesuruhnya, begitu kata Alex.

Hari-hari berlalu. Semakin hari, sikap dingin Alex mulai mencair. Walaupun sikap Alex telah membaik, tetapi bukan berarti Alex berubah menjadi pangeran berkuda putih. Kali ini, Alex mengajak Mia untuk ke Juilliard, sebuah institut seni yang terkenal. Dari sana Alex kemudian mengetahui bahwa Mia adalah salah seorang lulusan terbaik Juilliard, sama seperti dirinya. Disana Alex juga melihat Mia menari dengan sempurna di hadapan para murid. Terlihat jelas sekali bahwa Mia menari dengan seluruh jiwa dan raganya yang membuat Alex semakin yakin bahwa Mia memang penari yang sangat berbakat. Namun Alex juga bertanya-tanya. Seorang penari sehebat Mia harusnya bergabung dengan kelompok tari terkenal dan membuat pertunjukan-pertunjukan di seluruh dunia. Lalu kenapa Mia Clark memilih mengajar di sebuah sanggar tari kecil yang tidak terkenal?

Kali ini, Alex mengajak Mia untuk menemaninya ke pesta yang diadakan oleh Dee Black, seorang penari terkenal. Dari sana Alex tahu bahwa dulu Mia pernah bergabung dengan kelompok tari dari Dee Black hingga memutuskan berhenti dengan alasan tertentu. Dari pesta itu, kini Alex tahu sebuah fakta yang sungguh mengejutkan tentang penyakit jantung yang diderita Mia. Awalnya Alex memang curiga dengan obat yang ditemukan oleh Karl—asistennya—di dapurnya. Karl berkata bahwa obat itu merupakan obat jantung, tetapi setelah menanyakan pada Mia obat apa itu, gadis itu mengatakan bahwa obat itu hanya vitamin biasa yang dokter anjurkan untuk diminumnya. Sungguh, Alex perasaan Alex sangat kacau ketika melihat Mia yang mengerang kesakitan di bangku taman. Rasa dingin yang menjalari tubuh Alex saat itu sama sekali tak ada hubunganya dengan udara dingin dan itu bukan sesuatu yang pernah dirasakan Alex atau ingin Alex rasakan lagi. Ketakutan, kecemasan dan kepanikan yang bercampur satu dalam benak Alex membuat Alex tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika melihat Mia yang menangis, merintih kesakitan sambil memegangi dadanya saat itu.

Setelah mengetahui fakta itu, sikap Alex semakin baik lagi kepada Mia. Perhatian terhadap Mia kini Alex tunjukkan secara terang-terangan. Memberikan hadia Natal berupa boneka beruang besar pada hari Natal, menanyakan kabar serta panggilan telepon yang selalu rutin Alex lakukan selama libur Natal—karna Mia berlibur bersama keluaganya. Dan kini, Alex mengetahui perasaan yang ia rasakan kepada Mia. Perasaan cinta yang entah dari kapan bersemi di dalam hatiya.

Libur Natal telah lewat. Mia kini kembali pada aktivitasnya semula. Mengajar di Small Steps Big Steps Dance Studio serta masih tetap pergi mengunjungi apartemen Alex meskipun cedera tangan yang dialami pria itu telah berlalu. Mia kini juga disibukkan dengan latihan bersama Dee setelah mendapatkan tawaran untuk kembali menari di atas panggung sebagai tamu di konser yang akan diadakan Dee sebelum melanjutkan turnya di negara lain. Alex pun juga disibukkan dengan persiapan konsernya yang sebelumnya tertunda.

Hari berlalu dan kini kondisi jantung Mia memburuk dengan cepat. Latihan menari yang dilakukannya membuatnya cukup lelah sehingga serangan jantung itu terkadang muncul walau hanya beberapa saat. Dengan kondisi Mia yang semakin lemah membuat Alex meminta Mia untuk tinggal di apartemennya dengan menggunakan salah satu lembar kertas biru—voucher atau kertas permintaan yang Mia berikan pada Alex sebagai hadiah Natal, berjumlah tiga lembar. Mia harus mengabulkan permintaan Alex selama itu masih di batas kewajaran dan tidak melanggar hukum—karna Lex tahu bahwa Mia tidak akan mengabulaknnya jika Alex hanya meminta dengan biasa saja.

Padatnya aktivitas yang Mia lakukan membuat Mia kian lemah dari sebelumnya. Salah satu puncaknya adalah tepat saat setelah Mia melaksanakan geladi bersih bersama kelompok tari Dee. Mia jatuh pingsan dan tak sadarkan diri selama satu hari. Alex menjadi susah tidur karna memikirkan keadaan Mia. Hingga saat menjelang pagi ia baru bisa bisa terlelap dan terbangun saat dering ponselnya yang mengabarkan Mia telah sadar.

Kini Alex mengajak Mia untuk ke ruang bermain anak yang ada di Rumah Sakit tersebut. Di sana, Alex memainkan sebuah lagu—sesuai dengan permintaan Mia--yang dibuatnya khusus untuk Mia, Sunshine Becomes You—yang sebelumnya diberi nama Thinking of Clark. Setelah menyelesaikan permainan pianonya, Alex menghampiri Mia dan menyodorkan salah satu vouchernya kepada Mia. Alex mengungkapkan apa permintaannya yang disetujui oleh Mia. Alex juga mengungkapkan perasaannya dan berharap agar Mia mau berjuang untuk hidup bagi dirinya, diri Mia sendiri dan juga orang tua Mia.

Hari ini tepat saat konser pertunjukan Dee dilaksanakan. Awalnya Alex telah membujuk Mia untuk tidak mengikuti pertunjukan itu tetapi Mia tetap bersikeras untuk mengikuti pertunjukan itu. Hingga setelah pertunjukan, Mia kembali medapat serangan jantung dan jatuh pingsan. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi jantung Mia sudah sangat buruk.

Mia sadar setelah beberapa hari koma di Rumah Sakit. Sadarnya Mia tak lantas membuat Alex bernapas lega. Mia tak mau Alex temui selama lima belas hari lamanya. Hal itu tentu saja membuat Alex uring-uringan. Alex pun terpaksa meminta bantuan kepada Mr. Clark—ayah Mia—untuk memberikan vouchernya yang masih tersisa kepada Mia berharap Mia mau mengabulkan permintaannya untuk bertemu dengan dirinya. Hal itu tak sia-sia Alex lakukan. Mia ternyata mau menemui Alex meskipun hal itu baru terlaksana dua hari kemudian.

Saat masuk ke ruang rawat Mia, Alex mendapati Mia yang bersandar pada tumpukan bantal dengan tubuh ringkihnya. Mia semakin kurus. Rahangnya terlihat kian tirus. Dan ia tampak sangat rapuh.  Hal itu kian membuat dada Alex sesak.

Dua minggu kemudian mereka mendapat kabar bahwa jantung yang sesuai untuk Mia sudah tersedia. Mia menjalani operasi tersebut dan Dr. Schultz—dokter yang menangani Mia—mengatakan bahwa operasi yang dijalani Mia berjalan baik. Namun sepertinya semua orang terlalu cepat merasa lega, termasuk Alex. Tiga hari kemudian mereka mendapat kabar bahwa tubuh Mia menolak jantung barunya. Para dokter dengan sangat menyesal berkata bahwa tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan. Dan Mia tidak pernah sadarkan diri lagi.

Selang beberapa waktu setelah kematian Mia, Alex melakukan janji temu dengan Mr. Clark, Ayah Mia. Mr. Clark memberikannya sebuh camcorder yang merupakan milik Mia. Saat memutar camcorder di apartemennya, Alex mendapati gambar Mia dengan tubuh ringkihnya. Lewat camcorder itu akhirnya Alex tahu bahwa Mia juga mencintainya.

Kehidupan Alex terus berjalan sepeninggal Mia. Alex melaksanakan konsernya yang sempat tertunda. Konser yang khusus Alex persembahkan untuk Mia.

Secara fisik, buku ini memiliki banyak kelebihan. Dikemas dalam bentuk cetak yang simpel dan tak berlebihan, membuat buku ini mudah untuk dibawa kemanapun. Kata-kata yang digunakan penulis juga sangat mudah dimengerti. Buku ini memiliki daya tarik tersendiri dengan pesan-pesan tersirat yang disampaikan. Terlepas dari kelebihannya, sulit sekali menemukan kekurangan dari buku ini. Tetapi, kekurangan itu pasti ada. Entah darimana sudut pandang yang orang itu gunakan.

Dalam buku ini, Ilana Tan berhasil mempermainkan emosi para pembacanya dengan tulisan yang ada.